Festival Bakcang, atau dalam bahasa Mandarin Duan Wu Jie (端午节), adalah salah satu perayaan tradisional paling penting di Tiongkok.
Asal Usul Festival
Festival Bakcang berkaitan erat dengan kisah tragis seorang penyair dan pejabat setia negara Chu pada zaman Tiongkok kuno, bernama Qu Yuan (屈原).
Tradisi dan Simbol Perayaan
- Makan Bakcang (Zongzi)
 Bakcang adalah makanan tradisional berbentuk segitiga atau silinder, terbuat dari ketan yang dibungkus daun bambu dan diisi dengan berbagai bahan seperti daging babi, ayam, kacang, telur asin, atau bahan manis seperti kacang merah. Makanan ini menjadi simbol pengorbanan dan penghormatan kepada Qu Yuan.
- Lomba Perahu Naga
 Perahu panjang berbentuk naga didayung oleh kelompok atlet secara ritmis di sungai. Lomba ini memperingati usaha rakyat mencari Qu Yuan di sungai dan juga menjadi atraksi utama yang penuh semangat.
- Menggantung Daun Ai dan Changpu
 Daun aromatik seperti daun Ai (mugwort) dan Changpu digantung di pintu rumah untuk mengusir roh jahat dan penyakit, karena festival ini juga dipercaya sebagai waktu yang “panas dan lembap”, rentan penyakit.
Makna Budaya
Festival Bakcang bukan sekadar perayaan makanan atau olahraga. Ia adalah wujud penghormatan terhadap kesetiaan, integritas, dan patriotisme. Qu Yuan menjadi simbol perjuangan moral yang tetap relevan di berbagai zaman. Selain itu, festival ini juga mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga kesehatan melalui makanan dan tradisi pengobatan herbal.
Perayaan di Indonesia
Festival Bakcang (Duanwu Jie / 端午节) berlangsung setiap tanggal 5 bulan 5 dalam kalender lunar Tiongkok
Untuk tahun-tahun tertentu, tanggal Masehi-nya berbeda.
Berikut beberapa contoh:
- Tahun 2025: Festival Bakcang jatuh pada Senin, 2 Juni 2025
Tanggalnya berubah-ubah setiap tahun karena mengikuti kalender lunar, bukan kalender Gregorian (Masehi).