Fakta menarik Jengkol, (Archidendron pauciflorum), yang sering disebut jering di daerah Indonesia, digemari banyak pencinta kuliner. Meski dikenal dengan baunya yang menyengat, tapi menjadi favorit dalam berbagai hidangan tradisional seperti semur, rendang, dan sambal balado. Aroma nya yang tajam menyembunyikan banyak manfaat kesehatan yang sering kali diabaikan orang.
Aroma nya berasal dari senyawa sulfur dalam bijinya, mirip dengan yang ditemukan dalam bawang putih atau durian. Karakteristik ini menimbulkan perdebatan antara mereka yang menikmatinya dan mereka yang menghindarinya.
Fakta menarik Jengkol untuk Kesehatan
- Sumber Protein Nabati
 Jengkol mengandung protein yang sangat penting untuk pertumbuhan sel dan pembentukan jaringan. Jengkol dapat menjadi alternatif yang baik untuk protein hewani.
- Mencegah Anemia
 Zat besi dalam jengkol membantu produksi sel darah merah dan membantu mencegah anemia, terutama bagi wanita.
- Mengandung Antioksidan
 Jengkol mengandung flavonoid dan polifenol, senyawa antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan memperlambat penuaan sel.
- Memperlancar Pencernaan
 Dengan kandungan seratnya yang tinggi, jengkol dapat mendukung sistem pencernaan, mencegah sembelit, dan meningkatkan kesehatan usus.
- Memiliki Sifat Diuretik
 dapat memperlancar buang air kecil, dan menjaga kesehatan ginjal jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
- Mengontrol Gula Darah
 bahwa senyawa dalam jengkol dapat membantu menurunkan kadar gula darah, sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2.
- Menjaga Kesehatan Tulang dan Gigi
 Jengkol juga mengandung kalsium dan fosfor yang penting untuk menjaga tulang dan gigi tetap kuat.
Efek Samping dan Cara Mengonsumsinya
Masalah yang sering terjadi saat mengonsumsi nya adalah bau pesing yang menyengat, disertai risiko —kondisi yang menyebabkan nyeri dan masalah saluran kemih akibat kristal asam dalam buah tersebut. Untuk mengurangi risiko tersebut, maka harus diolah dengan benar, seperti merebusnya beberapa kali atau merendamnya semalaman sebelum dimasak.
Tips untuk mengurangi bau dan risiko:
- Rebus dengan daun salam atau kopi.
- Rendam dalam air jeruk nipis.
- Hindari mengonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Baca Juga : Makanan Tradisional Yang Masih Eksis Di Era Modern
Jengkol dalam Budaya Kuliner Indonesia
Dalam kuliner Indonesia, jengkol merupakan bahan yang sangat serbaguna. Di Betawi, jengkol direbus dengan bumbu manis dan gurih. Di Minangkabau, diolah menjadi hidangan pedas yang dikenal sebagai rendang. Di Jawa Barat, sering disajikan dengan sambal dadak atau sebagai lalapan.
Jengkol mungkin tidak menarik bagi semua orang, tetapi bagi penggemarnya, ia menawarkan cita rasa unik yang tak tergantikan. Di balik aromanya yang kuat, terdapat nutrisi yang kaya dan nilai budaya yang signifikan. Seperti banyak hal dalam hidup, jengkol menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu yang mungkin tampak “tidak menarik” dapat memberikan manfaat luar biasa jika disikapi dengan benar.
Catatan Penting
Meskipun jengkol bermanfaat, mengonsumsinya terlalu banyak dapat menyebabkan “jengkolan,” yang melibatkan rasa sakit saat buang air kecil karena kristal asamnya. Untuk mencegahnya:
- Jangan makan jengkol mentah.
- Rebus atau rendam terlebih dahulu.
- Konsumsi secukupnya.